02 Desember 2013

Senja

Hai nyanyian senja
Makin gelap tanpa suara
Menelan pahitnya dusta
Mengubur segala luka
Menahan gejolak asmara

Ketika mata berkata cinta
tangan diam tak bersua

Saat senja menutup mata
Harap esok reda luka

Tenang wahai senja
Gelap kan segera sirna
Esok kan datang melambai
Terangi gelap putus asa

Nyanyian senja belum usai

06 Juni 2013

Tulus

Sebuah harapan yang tak berbalas.
Sebuah investasi yang tak pasti.
Kadang untung, banyak kalanya rugi.
Jika waktunya datang, ia kan pergi.
Mengering di pelupuk mata yang pilu.
Dan kan kembali dalam dusta dan ingkar.
Ketulusan ini biarlah berlalu.

Bersama cinta yang mendua di senja hari.

20 April 2013

Mendendam By Marcell

Tak seharusnya kau berpaling dariku
Di saat ku harus jauh dari dirimu
Karena aku masih mencintaimu
Dan yakin diriku hanyalah untukmu

* apa yang kurasakan
  tak seperti kenyataan
  berbagi cinta selain diriku

mungkinkah kembali segala rasa yang telah hilang
walau hati kecilmu masih mencintaiku
tak ingin ku bertahan meski kadang mendendam
akankah kau bahagia bila cinta tak ada untuk dirimu lagi

06 Februari 2013

Kisah yang Pupus


Saat semua berakhir, rasanya memang menyakitkan. Tak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Mengambil keputusan saat keadaan memanas justru memperparah masalah.
Aku pikir ketika apa yang tidak kita harapkan terjadi, satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah mengakhirinya. Entah dengan cara apapun itu. Dan itulah yang terjadi di hari yang semakin senja itu. Janji yang tak kunjung ditepati, tidur saat harusnya bertemu, tapi itulah akhir dari hubungan ini. Ketika kesabaran harusnya bisa diperpanjang nafasnya. Ketika pikiran seharusnya dingin. Ketika kita seharusnya sama-sama mengalah. Namun beginilah jalannya. Waktu yang menentukan, bola salju akan semakin membesar jika terus digulingkan. Dan akhirnya pecah di lembah jurang yang terjal.
Saat-saat yang awalnya aku meriahkan dengan pesta dan tawa, yang aku habiskan dengan cemooh dan gurauan, yang nantinya berubah duka dan nestapa. Bukan, aku meyakinkan diriku bahwa ini bukan rasa rindu. Ini bukan saatnya menyerah pada keegoisan lelaki. Ini waktunya membuktikan bahwa kaki ini masih bisa melangkah anggun seperti bangau. Namun roh bangau telah terbang di ujung barat, menjelma menjadi flamingo. Merah jambu tapi terpuruk lesu.
Dan butiran kisah itu mulai terbang tertiup angin. Semilir menuju taman nan parau. Bersemayam diantara rimbunnya pohon kamboja. Dan lama kelamaan pupus diurai oleh kemarahan dan kebencian. Tangispun lepas, menari-nari bersama uraian kisah yang semakin menjadi debu. Membanjiri seluruh bola mata yang kemerahan. Dan terjun ke sudut ruangan yang kosong. Tatapan yang kosong.
Jutaan penyesalan hadir bersama tamu undangan yang lain; kerinduan, kegelisahan, kesedihan, dan banyak lagi yang bahkan tidak diundang sekalipun. Kesunyian ini tak tertahan lagi. Kelopak ini tak sanggup membendung hujan yang semakin deras hari demi hari. Badai yang geram mencekam seluruh rasa dan asa ini. Sudah, cukup sudah menjadi egois. Sekali butuh tetap butuh, awalnya.
Ketika bulan kembali meminta bintang, nyatanya tendangan dari langit menjatuhkan bulan pada lain dimensi. Terseok-seok diantara serpihan-serpihan kisah yang terurai. Terbang melayang dalam hampa udara. Begitu sesak hingga tangispun tak bisa mengobati sakitnya terjerembab dalam kisah yang telah usai. Tak ada lagi ucapan harap yang ingin diharapkan. Tak ada ucapan ingin yang harap diinginkan. Pita selebrasi telah dipotong, dan kisah inipun telah menjadi kosong.

16 Januari 2013

- Big idea -


Ketika menentukan campaign project, kita harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama: objective, kedua: insight, dan ketiga: big idea. Ketiganya sangat penting dan saling berhubungan satu sama lain.

Dalam suatu kampanye periklanan, tentunya setiap agensi membungkus kampanye tersebut dalam satu tema besar. Tema besar ini didasari oleh insight yang berasal dari riset kepada pasar, konsumen, sampai situasi produk saat itu. Dari sana nantinya akan diperoleh data yang diambil melalui observasi mendalam dan melihat bagaimana perilaku konsumen dari ia bangun sampai bangun lagi, bagaimana mereka memperlakukan produk, apa yang mereka butuhkan, sampai tanda-tanda yang mereka sampaikan ketika mereka menggunakan produk tersebut. Kedalaman analisis ini bisa menghasilkan insight yang dibutuhkan oleh brand untuk menjawab masalah komunikasi produknya. Melalui insight tersebut ditemukan satu ide besar yang bisa merangkum strategi komunikasi selanjutnya.  Ide besar inilah sering kita sebut “Big idea”.
Insight dalam big idea ini nyatanya dibuat untuk memenuhi objective, baik dalam kampanye, iklan, sampai strategi marketing. Objective adalah sebuah tujuan yang bisa menjawab masalah yang dihadapi suatu produk. Didalamnya berisikan outline untuk mencapai sebuah goal. Misalnya goal sebuah kampanye adalah menjadi market leader, maka objectivenya adalah meningkatkan market share sebesar 5%. Objective adalah indikator apa saja yang bisa mengukur tingkat keberhasilan suatu kampanye, iklan, atau strategi marketingnya. Objective bisa juga disebut misi untuk mencapai suatu visi, yaitu goal. Tak dapat dipungkiri bahwa tujuan utama periklanan adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang berdampak keuntungan bagi klien. Untuk menjawab objective inilah diperlukan sebuah ide yang solid dan jelas sehingga dapat diterjemahkan dalam semua media.
Sesuai namanya, Big idea, maka idenya harus besar, memiliki nilai jual yang unik, dan tidak dimiliki kompetitor lain. Big idea ini yang bisa membedakan suatu produk dengan produk lain, misalnya Axe dan Gatsby sama-sama memiliki produk deodorant body spray. Namun dengan pengemasan ide yang berbeda, Axe bisa muncul sebagai produk anak muda yang “semua lelaki bisa membuat semua wanita terpana” hanya dengan Axe. Sedangkan Gatsby semakin ditinggalkan karena terkesan old fashioned dan tidak jelas siapa target pasarnya. Padahal Axe dan Gatsby sama-sama menyasar pasar muda. Dengan satu ide besar tersebut, Axe bisa muncul dan diingat semua orang, baik iklan, produk sampai brand ambassador-nya. Dengan satu ide besar pula, audiens akan lebih mudah mengingat produk. Dengan ide yang ber beda masing-masing produk juga dilihat masyarakat dalam hal yang berbeda pula. Oleh karena itu, klien dan strategic planner harus bisa menyimpulkan unique selling point apa yang dimiliki produk yang mampu membuatnya berbeda dengan produk lain sehingga bisa diterjemahkan dalam ide besar yang solid. Big idea ini yang melingkupi objective yang akan dijalankan nantinya (Dru: 83). Jean-Marie Dru dalam bukunya, How Disruption Brought Order, menyebutnya sebagai “the Idea behind the Idea”.
Ide yang bagus harus bisa diterjemahkan dalam semua media, baik itu cetak, radio, tvc, sampai billboard dan digital ad. Kekurangan biasanya terjadi pada teknis tim produksi, bukan pada ide besarnya. Tapi dengan produksi yang bagus, ide bisa saja menjadi semakin luar biasa.

Salam kreatif, Dian K


Daftar Pustaka:
Dru, Jean-Marie . 2007. How Disruption Brought Order, The Story of a Winning Strategy in the World of Advertising. USA: Palgrave Macmillan

15 Januari 2013

20 Tahun Yang Akan Datang

Beberapa waktu yang lalu aku merasa konyol dengan tugas ospek yang aku kerjakan beberapa tahun lalu (tahun masuk kuliah disensor). Konyol karena sejak semester pertama, resolusi 20 tahun mendatang ini sudah gagal. begini ceritanya:


"""
20 Tahun Yang Akan Datang

Saya akan menjadi sutradara yang terkenal yang telah membuat film-film yang spektakuler dan fenomenal, karena saya adalah sutradara wanita pertama dan termuda yang telah memasuki dunia perfilman Hollywood. Film yang saya buat di Hollywood telah menghabiskan dana jutaan dolar dan terjual jutaan kopi di seluruh dunia. Film bertajuk  action itu juga diputar di banyak Negara di Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia dan Singapura. Sehingga 20 tahun yang akan datang foto saya akan terpampang di cover majalah di Singapura sebagai sutradara wanita berbakat yang berasal dari Indonesia.
 Yang akan saya lakukan 20 tahun yang akan datang agar menjadi sutradara yang hebat:
  1.      Masuk Ilmu Komunikasi UGM.
  2.      Mengikuti Kine Club di BSO Komunikasi UGM.
  3.      Rajin mengikuti kegiatan club agar dapat memahami dari setiap teknik pembuatan dan cara kerja menjadi seorang sutradara yang baik.
  4.      Mengikuti lomba film pendek se-DIY.
  5.      Mengikuti lomba film pendek tingkat Nasional.
  6.      Mengikuti lomba film tingkat Nasional.
  7.      Lulus dari Ilmu Komunikasi UGM dengan cumlaude dalam waktu 4 tahun.
  8.      Karena ketekunan dan keberhasilan film pendek yang saya buat, maka saya dipercaya menjadi sutradara di film-film layar lebar Indonesia.
  9.      Karena film yang saya buat selalu laris, saya mencoba go internasional. Lalu saya mencoba membuat pameran film-film saya di luar negeri, atau dengan mengikuti pameran semacam itu sehingga banyak orang yang tahu film-film saya.
  10.  Beberapa tahun terjun ke dunia perfilman, akhirnya saya direkrut oleh produser Hollywood untuk menyutradarai film action disana. Dan akhirnya saya dikenal diseluruh dunia.

"""

Semester pertama resolusi ini samma sekali tidak pernah dibaca lagi. Bahkan hanya tersimpan di subfoldernya subfolder folder yang entahlah. semester kedua sama sekali tidak ingat dengan tugas ini. semester ketiga bahkan minat hidupku beralih ke dunia periklanan. Yah memang sudah gagal dari awal mau bagaimana lagi. 
Segala hal harus selalu diambil positifnya, sekarang aku hidup bahagia hanya dengan menonton film bikinan orang lain tanpa harus membuat film itu sendiri. :)

Salam masa depan, Dian K

10 Januari 2013

Masalah Cinta di Depan Mata


Sudah lama sekali aku berhenti menulis. Banyak hal yang melatarbelakanginya. Salah satunya adalah kehampaan pikiran. Tidak ada yang peduli apakah aku menulis atau tidak. Dulu aku menulis untuk menyampaikan apa isi hatiku. Lebih tepatnya curhat, dengan tujuan orang yang aku cinta membaca curhatanku itu. Saat aku berhasil memasukkannya dalam lembaran hidupku, itulah saat dimana semangatku untuk menulis hilang. Aku terlalu terpana pada kebahagiaan semu. Terpana pada senyuman-senyuman sesaat yang pada akhirnya hanya menggoreskan luka. Ya.. Sudah sangat lama.
Pada akhirnya aku menyadari, sesuatu yang indah kadang terlupa untuk dituliskan. Sesuatu yang sendu justru lebig banyak aku tuliskan. Merasa bahwa dengan menceritakan hal sendu, orang akan berempati dan memberikan dukungannya. Tapi pada kenyataannya kita hanya larut pada kesedihan dan sulit melupakan semuanya. Kalau dulu mungkin menulis adalah curhatan hati, semoga tulisanku kali ini tak lagi berkutat pada masalah hati namun juga makna-makna kehidupan.
Umurku memang belum mengakar ke perut bumi. Di usia dua puluhan ini aku merasa belum membuat apapun yang berharga untuk hidupku sendiri. Membosankan dan penuh dengan tawa dan candaan mentah. Mungkin karena budaya di Indonesia tidak mengajarkan budaya kritis dan kurangnya kesadaran manusianya sendiri untuk mendiskusikan masalah-masalah yang serius. Kadang jika mengobrol dimanapun, yang dibahas adalah masalah cinta, cinta, dan cinta. “Gimana nggak galau kalau kemana-mana mikirin cinta”, pikirku. Yang jadi pembahasan hanyalah masalah “aku lagi suka sama X”, “si Y selingkuhin aku”, “besok aku mau hang out sama Z”, dan masih banyak lagi. Kita harus berkutat pada masalah cinta orang lain sedangkan urusan cinta diri kita sendiri belum juga menemukan titik temu. Sama saja dengan mengambil makanan orang lain sedangkan makanan kita sendiri belum habis. Serakah sekali kita! Tapi ya itulah hidup bermasyarakat. Kita berubah menjadi makhluk sosialis yang peduli dengan urusan orang, menganggap itu masalah bersama, dan menyelesaikannya bersama pula. Ambil positifnya, kita belajar banyak dari masalah orang lain dan menjadikannya studi kasus dalam menyelesaikan masalah kita nantinya.
Tapi siapa yang salah? Apakah budaya kita memang menjadikan cinta sebagai landasan hidup bermasyarakat? Aduh, bahasanya kok membingungkan sekali. Tapi begini, kita ambil contoh dongeng-dongeng yang telah diceritakan secara turun temurun. Kebanyakan dongeng yang diketahui masyarakat adalah karena kisah cintanya, ambil contoh Jaka Tarub, Ken Dedes, Bawang Putih, dan masih banyak lagi. kebanyakan memuat entah itu penolakan cinta, cinta kepaada bidadari, dll. Hingga kita sendiri kadang melupakan apa nilai moral yang terkandung dalam cerita tersebut.
Hal yang miris lagi ketika secara tidak sengaja bertemu dengan teman lama kita di jalan. Yang ditanyakan pertama adalah “eh, apa kabar, masih sama si A (nb: pura-pura lupa nama) nggak nih?”. Bukanyya menanyakan prestasi atau kerjaan kita sekarang, tapi menanyyakan masalah  yang jleb seperti itu. Kalau masih ya oke-oke saja, tapi kalau sudah tidak bersama lagi kan justru tidak enak dan membuka luka lama orang lain kan. Tapi sepertinya ada saja orang yang suka diberi pertanyaan semacam itu. Setidaknya memperlihatkan kalau dia laku. Bukan maksud menyinggung lho ya, tapi memang beberapa seperti itu. Kalau kamu tersinggung berarti kamu adalah orang yang aku sebutkan di atas, haha.. (peace choy!)
Sekarang akhirnya nasib cinta semakin miris. Belakangan pun cinta dijadikan objek tertawaan para comic di stand up  comedy. Cinta seakan bahan guyonan seru yang bisa di mainkan begitu saja. Serunya adalah kita bisa menertawakan sakitnya hati ini. Cukup dengan tertawa seakan luka kita terobati sejenak. Tapi hati-hati, ketika guyonan sudah selesai, pasti kita jadi berpikir “kok iya ya..”. Kalau tidak kuat kita bisa saja tambah terpuruk pada akhirnya. Jadi, kalau tidak mau di tertawakan, mending tidak usah nonton, kecuali ditertawakan memang bisa membuat kamu lega.
Tidak berhenti di sini saja, sekarang banyak media televise yang menyiarkan masalah cinta sebagai materi reality show. Sebut saja Take -piiip- Out, Cari -piiip- dot Com, Marry -piiip- (ceritanya di sensor) dan masih banyak lagi. Cinta bukan menjadi masalah privat lagi, tapi dipertontonkan di media seluruh Indonesia. Bayangkan, kita jadian dan di tonton ribuan pasang mata. Penonton juga merasa terhibur melihat pasangan-pasangan itu kencan dan pada akhirnya di tolak juga. Mending kalau jadian, ini sudah ditampilkan, dijelek-jelekkan, di tolak pula. Kasihan sekali pria-pria di layar kaca itu. Lebih parah lagi orang-orang mulai membindangkannya di Twitter. Ya kalau baik sih lumayan, nah kalau ditolak? Mampus deh. Kita juga merasa penting melihat sampai akhir cerita. “Kok akhirnya mbak cantik itu jadian sama masnya yang kurus dan alay itu? Kok mas yang macho itu mau sama penyanyi dangdut?” Ya udah sih, itu mereka yang jadian, kok kita yang sewot.
Tapi apakah cinta akhirnya memberikan damppak positif bagi kita? Mungkin iya juga sih, ambil positifnya, bisa antar jemput, dianterin makan dan dibayarin pula, disebrangin jalan, diajak jalan-jalan. Ya positif sekali sih, kedok cinta membuat salah satu diantaranya sengsara. Hahaha..
Tapi percayalah, suatu hari kita akan menyadari bahwa cinta itu benar-benar ada dan membuat kita bahagia. Khususnya cinta kedua orang tua.

Cheers, Dian K

29 Desember 2012

Selamat Tinggal Waktu


tiga hari lagi kau akan meninggalkanku
kau telah memberikan banyak pelajaran bagiku
kau berikan setahun yang indah sekaligus menyedihkan
kau berikan aku banyak teman sekaligus memisahkanku dengan mereka
kau berikan aku cinta sekaligus memisahkanku darinya
kau berikan aku bahagia sekaligus kesedihan pada akhirnya
kau menamparku dengan derita sekaligus menyiram rasa syukur tak hingga

aku cukup tahu kau akan segera pergi
aku cukup akan berterima kasih sekarang
kau telah membuka mataku akan munafiknya dunia
kau memberikan kesegaran cinta dan sayangnya kasih
kau menyadarkanku pada indahnya pohon ketika aku jadi buahnya
semangat tak akan lepas dari badan yang lelah berjalan ini
kelak aku akan berlari
aku tak akan menyerah
mengejar engkau
waktu sang waktu
selamat tinggal 2012

21 November 2012

Kabar dari Ibu

Ibu adalah seseorang yang ada dalam darahmu.
Ia mengalir selama engkau hidup didunia ini.
Sembilan bulan lamanya ia menjaga kita dalam kandungannya.
Memberi kita kehangatan, perlindungan dan kasih sayang selama kita rentan.
Menyayangi kita seumur hidupnya.

Suatu saat ibu mengirimkan sebuah berita,
"Nak, ibu menangis. Ibu merindukan kalian anak-anakku yang telah hidup jauh disana".
Hati siapa yang tidak bergetar mendengar kata-kata memilukan itu.
Ia yang menggendong kita, menyapu air mata dari rengekan kita sewaktu bayi.
Dan kini hatinya sepi.
Merindukan sepotong nyawanya.
Yang telah memilih jalannya sendiri.

31 Oktober 2012

Sembunyi

Apakah ini harus diteruskan
Apakah ini harus berlalu
Jika memang meragu

 Haruskah aku merintih
Haruskah aku bersedih
Jika aku yang mau

 Batu tak ada yang mulus
Jalan tak hanya lurus
Lidi tak semua kurus
 Tapi hati tetap hati
Tak bisa sembunyi