28 Maret 2011

Berharap untuk cinta? tunggu dulu..

Jangan mau berharap untuk cinta...
Eits, kok kata-kata ini terdengar begitu masam ya? Tunggu dulu, jangan diserap mentah-mentah ya... Cinta itu bukan untuk diharapkan, namun untuk dinikmati. Mengapa? karena cinta itu tanpa diharapkan pun akan datang dengan sendirinya pada waktu yang tepat. Jangan semata-mata kamu dicuekin atau diabaikan, kamu menyerah begitu saja. Jalani saja dengan bahagia.. Toh kalau jodoh tak kemana.. (masih percaya kaya gitu-gitu ya?)
Heeeey, tapi aku serius. Life is not only about love, but also fun, happines, freedom..!
Semangaaaat...!

13 Maret 2011

Cinta Itu Buta?

Kata orang cinta itu buta. Kata-kata seperti ini yang dikonstruksi di pikiran manusia sampai saat ini. Mungkin ahli komunikasi pun tak akan pernah bisa menjelaskan arti cinta itu. Bahkan tak ada satu teoripun yang bisa berlaku untuk cinta. Mungkin sampai sekarang kita tak akan pernah menemui “filusuf cinta” dari negara manapun. Namun apakah cinta itu sebenarnya?
Saat kita bertemu dengan seseorang dan merasa ada yang menarik dengan orang itu, mungkin tak akan sedetikpun mata mengalihkan pandangan darinya. Meskipun saat itu kita sedang berhadapan dengan banyak orang, mungkin pandangan kita akan tiba-tiba terpaku pada sosok pujaan. Jantung berdetak kencang ketika orang yang kita pandangi itu membalas pandangan kita. Di hari lain orang itu membawa kita pada obrolan singkat yang sungguh sangat dinanti seumur hidup kita, dan tak akan pernah terlupa seumur hidup. Dantung berdetak kencang, keringat dingin mengucur deras, sepatah katapun sulit untuk diucapkan. Apakah itu cinta?
Ya, itulah yang selalu ingin kita semua tahu. Lalu apa bedanya cinta dengan mengagumi? Kadang orang sering menyalahartikan cinta dan mengagumi. Cinta pada pandangan pertama itu pada dasarnya adalah mengagumi, sedangkan cinta baru akan bersemi setelah beberapa lama kita mengenal seseorang. secara umum mungkin bisa dijelaskan seperti itu, namun jika kita lihat dari segi yang lebih kompleks mungkin tak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan arti cinta yang sebenarnya.
Mungkin juga sering tersirat di pikiran kita, mengapa kita bisa bersamanya? Atau mengapa aku bisa menyukainya? Padahal dia gendut, jelek, keriting atau bahkan kurus kerempeng. Mengapa kita bisa begitu menyayangi orang itu? Bahkan rela mempertahankan suatu hubungan demi perkara yang lain. Banyak orang begitu patah hatinya hingga menangis tiap hari, ada pula yang menjadi stres atau gila akibat putus cinta. Padahal masih banyak orang lain di dunia ini yang lebih baik daripadanya. Mengapa bisa seperti itu?
Orang bilang cinta itu buta, tapi sebenarnya cinta itu saling menerima apa adanya.